Kolaborasi ITS Indonesia Dalam Rangka Pengembangan Ekosistem Kendaraan Berbasis Listrik
Jakarta, 1 April 2021. Polusi merupakan permasalahan serius yang dihadapi oleh Indonesia. Berdasarkan data IQAir pada tahun 2019, Indonesia menempati peringkat nomor 6 negara paling berpolusi di dunia. Salah satu sumber polusi udara berasal dari bahan bakar minyak yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Kehadiran kendaraan listrik menjadi salah satu alternatif untuk menurunkan intensitas polusi udara dan menghemat penggunaan bahan bakar fosil yang persediaannya semakin menipis. Sebagai salah satu upaya Pemerintah untuk mendorong perkembangan kendaraan yang ramah lingkungan, Presiden Joko Widodo menandatangani Peraturan Presiden Nomor 55 tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan, ITS Indonesia dalam program kerjanya mempromosikan kendaraan listrik atau system transportasi berbasis listrik untuk mengimplementasikan pengembangan smart mobility dan pengembangan ekosistem transportasi digital, dimana mendukung pertumbuhan dan pemulihan ekonomi, mobilitas yang berkeadilan dan kelestarian lingkungan.
Dilatarbelakangi oleh hal tersebut, hari ini (1/4) ITS Indonesia melaksanakan webinar internasional dengan mengangkat tema ‘Disrupting the Fueling Network: Electric Vehicles & Smart Transportation’ yang menghadirkan regulator maupun pelaku industri akan memaparkan langkah yang telah diambil serta rencana kedepan untuk merealisasikan implementasi transportasi berbasis listrik yang ramah lingkungan untuk Indonesia.
Webinar dibuka oleh Presiden ITS Indonesia William P. Sabandar dan dilanjutkan dengan sambutan dari Menteri Perhubungan Republik Indonesia Budi Karya Sumadi. “Dalam mendukung program Pemerintah Republik Indonesia melakukan peranannya dalam hal memberikan saran serta masukan kepada Pemerintah dalam rangka pembuatan kebijakan dan standarisasi. Selain itu, ITS Indonesia juga melakukan penelitian, pengembangan dan pelatihan dengan akademisi dan operator transportasi,” papar William.
“Anggota dari ITS Indonesia sendiri juga merupakan gabungan dari berbagai macam pihak, dimana terdapat operator transportasi yang ikut menggerakkan kendaraan berbasis listrik seperti MRT Jakarta, LRT Jakarta, Transjakarta, Grab dan Blue Bird. ITS Indonesia membuka peluang kolaborasi untuk mewujudkan visi ITS Indonesia sebagai platform pengembangan smart mobility dan transportasi digital,” ujar Presiden ITS Indonesia William Sabandar.
Dalam kesempatan tersebut Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Budi Karya Sumadi menyampaikan bahwa sampai dengan Maret 2021 jumlah kendaraan listrik yang sudah terdaftar atau diberikan sertifikat persetujuan pendaftaran sampai dengan Maret 2021 adalah 3.641 unit dan pemerintah terus mendorong pengembangan ekosistem kendaraan listrik tersebut. “Dalam rangka mempercepat ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, pemerintah mengajak kolaborasi pihak swasta untuk menjadi investor dalam membangun fasilitas uji kendaraan atau proving ground yang memenuhi standar global” terang Budi Karya Sumadi, Menteri Perhubungan Republik Indonesia.
Webinar Internasional bertajuk ‘Disrupting the Fueling Network: Electric Vehicles & Smart Transportation’ juga menghadirkan pelaku industri Indonesia dan perwakilan dari ITS Canada yang juga sedang mengimplementasikan kendaraan LEV (Low Emission Vehicle). Webinar tersebut, disaksikan oleh 488 partisipan baik melalui zoom dan siaran langsung di youtube.
Sebagai perwakilan dari pelaku pengembang ekosistem digital yaitu charging station, Executive Vice President of Engineering and Technology Zainal Arifin menyampaikan bahwa mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan, terdapat 2 (dua) poin penting yaitu electric vehicle charging station (fasilitas pengisian ulang) dan battery swap facility (fasilitas penukaran baterai). “Saat ini PLN memiliki target untuk menyediakan 168 charging station, 68 diantaranya dikerjakan oleh PLN dan sisanya melalui kerjasama dengan industri lain. Selain itu, PLN bersama dengan BUMN lain yaitu MIND ID dan Pertamina sedang mempersiapkan industry baterai terintegrasi dari hulu sampai ke hilir bernama Indonesia Battery Corporation (IBC) yang diharapkan juga dapat bersaing di kancah global” tambah Zainal.
Dari pelaku swasta yang bergerak di bidang ride hailing, Neneng Goenadi selaku Country Managing Director Grab Indonesia dalam kesempatan webinar menyatakan bahwa visi Grab sejalan dengan ITS Indonesia “Grab memiliki target untuk mengoperasikan 26.000 EV (Evelctric Vehicle) di tahun 2025. Saat ini Grab juga mendukung program greenzone yang akan dilaksanakan di Bali dengan dukungan dari ITS, pemerintah dan perusahaan swasta” paparnya. “ITS Indonesia memiliki peran besar sebagai jembatan yang dapat menghubungkan publik, industri swasta/stakeholder, dan akademia untuk meminimalkan concern maupun mencari solusi” tambah Neneng.
Hal tersebut senada dengan pernyataan dari perwakilan ITS Canada, Mara Bullock dimana ia menyatakan bahwa asosiasi ITS Canada merupakan pusat pertemuan kebutuhan terkait sistem transportasi di Kanada yang terhubung dengan inovasi, teknologi baru dan kolaborasi dari para anggotanya. Ia juga menyampaikan beberapa tantangan yang dihadapi oleh negaranya dalam menerapkan kendaraan listrik untuk penggunaan pribadi seperti halnya biaya yang relatif tinggi, jangkauan jarak yang ditempuh, pasokan sumber daya dan kesadaran konsumen. “Dari segi implementasi teknis kami juga menemukan kendala yaitu biaya yang tinggi, spesifikasi ketika pengadaan, dampak jaringan listrik dan ketahanan sistem. Pemerintah juga memegang peranan kuat dalam mendukung pembangunan infrastruktur ramah lingkungan dan transit publik yang memadai” terang Mara Bullock, ITS Canada Board of Director.
Sebagai penutup presentasi dari pembicara Sekretaris Jenderal GAIKINDO, Kukuh Kumara memaparkan tantangan dari perpindahan masyarakat Indonesia ke mobil listrik “angka penjualan kendaraan bermotor didominasi oleh kendaraan dengan harga di bawah 300 juta Rupiah, sedangkan Sebagian besar kendaraan listrik berharga lebih dari 600 juta Rupiah. Untuk itu diperlukan transisi teknologi untuk meminimalkan dampak perubahan struktur industry guna mencapai skala ekonomis dalam hal industrialisasi komponen kendaraan listrik” terangnya.
Selain dukungan berupa regulasi, harga yang terjangkau serta ekosistem yang memadai tentunya menjadi aspek yang harus diperhatikan dalam mengimplementasikan kendaraan berbasis listrik. Selain itu, kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta untuk menumbuhkan kesadaran terhadap keuntungan dari penggunaan transportasi listrik serta mendorong pengembangan ekosistem kendaraan berbasis listrik dan industri penunjang yang dapat bersaing di kancah internasional.
***
Department Head of Communication
Ghassani Herstanti
Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi:
ITS Indonesia
Department Head of Communication di info@its-indonesia.id; Instagram: @itsindonesia.id